Monday, July 6, 2020

Investasi Saham Syariah

Mamat Rohimat:
Pendahuluan

Semua orang di dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Ada kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, terutama kebutuhan paling dasar yaitu makan. Orang tua kita di desa menanam padi, yang hasilnya digunakan untuk kebutuhan makan sehari-hari. Jika beliau membutuhkan tenaga kerja untuk membajak sawah, maka beliau bisa meminta orang yang mau membajak sawah  tersebut dengan imbalan padi. Sistem ini disebut dengan barter.

Barter adalah suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau barang dengan jasa atau jasa dengan jasa. Sesungguhnya dapat dikatakan bahwa hakikatnya perdagangan itu adalah barter atau pertukaran.

Permasalahan yang dialami dalam sistem ekonomi berbasis barter adalah kesulitan dalam membawa dan mengukur nilai barang. Saat petani di desa membutuhkan pakaian, dia membawa padi ke pasar. Dia harus bersusah payah dalam memikul padi, dan juga harus menemukan penjual pakaian yang mau menukarkan pakaian dengan padi. Jika pedagang pakaian mau menerima, dia juga harus memikul padi ke rumahnya. Permasalahan lain adalah menentukan rasio antara padi dengan pakaian. Misalkan disepakati bahwa rasio tersebut adalah 100 kilo gram padi untuk satu stel pakaian.

Masalah mendasar dalam pertukaran langsung adalah tidak mudah menerima lawan transaksi. Sebagaimana contoh di atas, tidak mudah menemukan pedagang pakaian yang mau menerima padi untuk ditukar dengan pakaian.

Oleh karena itu, manusia pun berpikir untuk menemukan benda lain yang diterima semua pihak untuk pertukaran barang dan jasa. Benda tersebut dijadikan representasi dari nilai benda lain atau store value, dengannya benda lain diukur atau unit of account dan melalui benda itulah pertukaran dilakukan atau medium of exchange. Itulah yang disebut dengan uang.  Maka uang adalah benda yang paling diterima untuk dilakukan pertukaran (paling likuid) di dalam suatu sistem ekonomi.

Benda yang dijadikan uang tersebut dipilih emas yang beratnya dan kadarnya ditentukan. Di jaman Nabi Muhammad, nama uang tersebut adalah dinar, yaitu emas murni dengan berat 4.25 gram menurut pendapat yang lebih kuat.

Dengan melalui perantaraan dinar, petani bisa menukar 800 kg padi dengan satu dinar. Dinar memudahkan petani membawa nilai padi sebesar 800 kg. Jika petani itu butuh menjalankan ibadah kurban, dia membutuhkan seekor kambing yang nilainya adalah satu Dinar. Daripada membawa 800 kg padi ke pasar untuk ditukar dengan satu ekor kambing, maka petani lebih baik menukarkan terlebih dahulu 800kg padi dengan satu dinar, lalu membawa satu dinar ke pasar dan  menukarkannya dengan satu ekor kambing. Petani tersebut bisa menukarkan 100 kg padi dengan 1/8 dinar yang kemudian ditukarkan dengan satu stel pakaian.

Mungkin ada pertanyaan, mengapa manusia dari jaman dahulu memilih emas untuk dijadikan bahan uang? Jawaban atas pertanyaan tersebut bisa diperdebatkan. Hanya saja, emas itu memiliki daya tahan atau durable. Emas murni tersebut tidak hancur dibakar api, bahkan proses pemurnian emas sebelumnya telah dipanaskan dalam api yang sangat panas. Emas juga tidak hancur karena kena air. Dan emas itu tidak membutuhkan pihak yang menjamin nilainya, pada benda tersebut nilainya dijamin oleh dirinya sendiri.

Bayangkan jika Anda menggunakan kertas sebagai uang. Lalu kertas tersebut terbakar?  Bagaimana perasaan Anda jika Anda menukar padi dengan kertas tersebut, lalu kertas tersebut terbakar? Itu sama juga dengan Anda telah merasakan padi yang Anda susah payah menanamnya lalu terbakar. Bayangkan jika kertas tersebut menjadi sobek sehingga tidak lagi bisa diterima untuk pertukaran. Anda juga bisa membayangkan jika nilai kertas tersebut dijamin oleh satu lembaga, lalu lembaga tersebut hancur. Maka, bisa dibayangkan orang yang memegang kertas tersebut bersedih seakan-akan nilai padi mereka yang ditanam dengan susah payah, atau nilai kambing mereka yang dirawat dengan penuh lelah atau nilai pakaian mereka yang diperoleh dengan perjuangan menjadi hancur. Inilah yang terjadi saat ini, dimana uang yang dijadikan alat tukar saat ini hanyalah kertas, yang mudah terbakar,

mudah lusuh, mudah sobek, dan nilainya hanya dijamin oleh satu bank sentral atau pemerintahan, yang setiap waktu mengalami perubahan pemerintahan, dan setiap saat bisa mengalami kehancuran atau dihancurkan. Uang kertas tersebut disebut fiat currency. Maka kita bisa saksikan penurunan nilai uang tersebut dari waktu ke waktu, yang disebut dengan inflasi.
Inflasi menjadi musuh terbesar atas uang saat ini. Orang yang menyimpan uang di dompet mereka dalam jangka lama merasakan kesedihan karena nilainya terus tergerus.
Untuk mengatasi inflasi, maka bank sentral memperkenalkan bunga. Uang yang dikeluarkan bank sentral jika disimpan kembali di bank sentral akan diberikan bunga. Maka bank yang menyimpan uang di bank sentral akan memperoleh bunga. Pemilik uang yang menyimpan uang di bank akan mendapatkan bunga. Masalahnya bunga ini menjadi sumber penyakit dalam ekonomi. Bayangkan, pemilik uang selalu meminta bunga dari bank agar tak mengalami penurunan nilai uang. Dan bank meminta bunga kepada setiap peminjam untuk membayar bunga ke pemilik uang, sekaligus untuk membiayai operasional. Tapi, pengusaha yang meminjam uang dari bank itu tidak selalu untung. Usaha itu tidak selalu menguntungkan. Maka disitulah terjadi sumber kedholiman, dimana banyak orang yang berbisnis dengan meminjam uang dari bank merasakan kehilangan aset karena bank memaksa melelang jaminan atas pinjaman yang tidak mampu dibayar, baik pokoknya ataupun bunganya. Peminjam juga melihat bahwa utang mereka terus meningkat seiring dengan waktu yang berjalan, dimana pokoknya bertambah terus dengan bunganya atau bunga berbunga.
Bunga inilah yang disebut dengan riba di dalam pinjaman. Allah telah mengharamkan riba. Riba dalam pinjaman didefinisikan sebagai setiap manfaat yang diperoleh pemilik uang yang meminjamkan uang tersebut kepada peminjam, dengan akad di depan. Hal ini tidak berlaku jika peminjam melebihkan pinjaman saat melunasi utang, tanpa ada akad sebelumnya.
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa inflasi adalah musuh terbesar atas uang saat ini. Maka apa solusinya?Solusi atas inflasi uang dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1. Mengganti uang baik secara resmi atau secara artifisial
Jika bank sentral mengubah uang kertas dengan dinar, maka itu masalah umum terselesaikan. Jika tidak terjadi, maka kita tukar uang kertas kita ke dalam dinar. Walaupun tidak digunakan untuk pertukaran, tapi saat dikembalikan ke uang kertas tersebut, nilainya akan terjaga dari inflasi.
2. Menukarkan uang kertas tersebut ke dalam aset lain yang nilainya melebihi inflasi
Poin kedua inilah yang menjadi fokus pembahasan kita. Setelah diketahui bahwa bunga bank tidak bisa menjadi alternatif untuk menjaga inflasi karena merupakan riba, dimana pelakunya diancam menjadi musuh Allah dan Rasul-Nya, maka kita butuh alternatif untuk menjaga nilai kekayaan kita.
Alternatif tradisional yang bisa dijadikan pilihan adalah dengan menukar uang kertas ke dalam aset properti yang supply-nya tetap tapi demand diharapkan bertambah sebagai konsekuensi dari pertumbuhan manusia. Maka, tanah secara natural adalah hedging atas inflasi.
Alternatif kedua adalah dengan menginvestasikan uang kertas tersebut atau fiat currency ke dalam suatu bisnis baik secara langsung ataupun melalui pasar modal. Inilah alternatif yang menjadi pokok pembahasan kita yaitu melakukan investasi fiat currency ke dalam saham perusahaan secara syar'i agar bisa melawan inflasi, sekaligus tidak dianggap berdosa karena menggunakan instrumen ribawi.
Masalahnya, berinvestasi itu mudah diucapkan tapi tidak mudah dijalankan. Boleh jadi bukan hanya tidak memperoleh keuntungan,tapi malah modalnya pun hilang. Investasi secara langsung ataupun melalui pasar modal mengandung risiko. Dan untuk itulah, belajar secara mendalam sebelum berinvestasi menjadi hal yang dituntut. Apalagi jika Investasi dilakukan di pasar modal, yang mana harga saham bisa bergerak fluktuasi karena banyak faktor. Inilah salah satu alasan group Investasi Saham Syariah dibentuk untuk Anda.

#investasisahamsyariah

Ini bocoran pendahuluan materi di Investasi Saham Syariah. Minat gabung? Silahkan WA 08118500335