Wednesday, May 3, 2023

Pentingnya Mengikuti Kesepakatan

Pentingnya hidup itu berjalan di atas kesepakatan bahasa. Begitulah para sahabat juga memahami agama. Dan Itulah nabi Muhammad mengajarkan Islam. Tapi ahli Kalam begini modelnya, merusak kesepakatan bahasa yg telah tetap, dengan membawa argumen akal akalan mereka, akhirnya ribut. 

Untuk contoh bagaimana orang yang menyelisihi kesepakatan itu bisa bertikai walaupun di perkara yang sederhana. perhatikan komedi berikut ini, apakah tiga puluh enam itu 36 atau 306.

https://youtube.com/shorts/YnUlzSYdGKQ?feature=share

[Mereka lupa jika memahami ayat itu mereka jatuh di banyak persoalan:

1. Motifnya karena salah paham tentang ayat ليس كمثله شيء. Harusnya mereka detilkan aja dulu. Maknanya itu sama dengan 

(1) ليس مثله شي. 

(2) ليس مثل شيء

(3) ليس كهو شيء

(4) ليس هو كشيء 

Bisa dirujuk di tafsir Al-Bagowi, At-thobari, ats-sa'labi, atsamarqandi, Al-Qurtubi, al-mawardi, As-Sam'ani, atstsa'alabi

Contoh seperti ini digunakan dalam memahami sifat Allah dalam Al-Qur'an dan hadis. Para sahabat itu menggunakan kalimat yang disepakati. Disebut dalam Al-Qur'an atau hadis ada kata dalam bahasa Arab يد، maka maknanya tangan. Berarti menetapkan tangan untuk Allah sebagaimana yang layak untuk Allah. Tapi ahli Kalam jaman akhir, karena salah paham ayat ليس كمثله شيء ، anggap dengan ayat itu, Allah tak boleh punya tangan karena berarti semisal dengan makhluk. Itu pun salah paham ayat, Krn ayat itu maksudnya tak ada yang sebanding/setara dengan Allah. Maka mereka berargumen, jika ada يد diartikan secara majaz, yaitu kekuasaan

Dengan makna tersebut, tak butuh takwil atau majaz dalam memahami sifat Allah. Karena begini, Allah punya tangan, tak sama dengan makhluk. Tangan Allah dan tangan makhluk beda, jadi tak sama. Allah istiwa di atas Arsy, tak sama dengan makhluk. Karena tak ada makhluk yang istiwa di atas Arsy. Jadi tak butuh takwil. Ah sekarang saya paham tapi untuk bisa kesimpulan ini, saya belajar lebih dari 20 tahun setelah menerima syubhat akidah Asy'ariah. Asy'ariah itu ahli kalam yang bicara sifat Allah dengan akal, tapi tak mengikuti tafsir sifat Allah yang dipahami ahli hadis termasuk para sahabat. Akhirnya ribut. Kayak komedi itu, tiga puluh enam itu 36 atau 306. Kesepakatan bahasa ditinggalkan

 2. Jika mereka tak bisa paham makna 

ليس كمثله شيء

Ada kalimat yang lebih lugas dalam Al-Qur'an yang ternyata semakna yaitu

ولم يكن له كفوا احد

Jika mereka tak paham kalimat yang dianggap mutasyabih, harusnya bawa ke kalimat yang muhkam. Dan ternyata setelah dipelajari dr 11 kitab tafsir, maknanya semakna itu.

 3. Ahli Kalam termasuk Asy'ariah itu tanpa sadar telah menolak sifat Allah. Karena itu dikelompokkan jahmiyyah yaitu Mu'aththilah. 

4. Mereka juga jatuh di kekeliruan menolak Al-Qur'an, menolak hukum Al-Qur'an. Ya mereka menolak karena mereka mentakwil maknanya. Dan itu kekeliruan berikutnya.

5. Dan mereka tanpa sadar keliru dengan menyelisihi kesepakatan para ulama sebelumnya dari para ahlul hadits, dan para sahabat nabi Muhammad

Thursday, August 27, 2020

TGCS

Bismillah.

Saya melakukan evaluasi atas apa yang saya jalankan, termasuk BSV Investa dan TGC. Hasilnya, memang BSV Investa itu lebih menarik, kadang saya bisa memberikan dividen 20% dalam 1 bulan. Dan TGC terlihat jauh dari harapan.

Untuk itu, saya pun terus memikirkan yang terbaik untuk holders TGC.

Berikut adalah beberapa kebijakan yang saya ambil untuk menjadikan TGC menarik:
1. Konversi TGC ke TGCS sehingga mengurangi Supply dari 1.000.000.000.000 unit menjadi 2000 unit, setara dengan konsep reverse stock.
2. Saya batalkan kepemilikan 1075 TGCS dan 7.4 miliar TGC, dan saya melakukan pembelian baru, kini hanya baru memiliki 12.9 TGCS.
3. Holders TGC tidak didholimi, dipersilahkan untuk menukarkan kapan pun. Hanya saja, saya berikan kesempatan bagi yang memiliki minimal 1.000.000 TGC, dengan ratio 500.000.000 TGC =1 TGCS. Adapun di bawah 1 juta TGC akan dilakukan buy-back di market oleh TGCS.
4. Asset TGCS akan difokuskan ke aset digital sehingga mudah diverifikasi oleh semua orang untuk menjaga kepercayaan publik.
5. Currency utama TGCS adalah Waves, sebagai native token di platform yang kita jalankan.
6. TGCS akan saya kelola untuk meningkatkan nilai. Dalam praktiknya, saya bisa menunjuk PT Token Global Cemerlang atau pun suatu tim khusus ataupun organisasi khusus, yang mandatnya adalah menciptakan nilai aset TGCS. Sebagai imbalannya, pengelola diberikan hak bagi hasil sebesar 20%. Hal ini setara dengan konsep di BSV Investa. Hanya jika menghasilkan keuntungan, maka diberikan hasilnya sebesar 20%.
7. Untuk selanjutnya, mulai hari ini, 28 Agustus 2020, yang disebut TheGreatCoin adalah TGCS.
8. Dividen akan diberikan dalam bentuk Waves untuk setiap 1 TGCS secara bulat. Misalkan, seseorang memiliki 1.9 TGCS, maka yang berhak diperhitungkan adalah 1 TGCS. Jika seseorang memiliki 0.99 TGCS, maka baginya tidak memperoleh hak atas dividen.
9. Untuk bagian keuntungan yang merupakan sisanya, akan dilakukan melalui penciptaan bid di market, semisal skema buy-back. Maka, orang yang memiliki di bawah 1 TGCS, walaupun tidak memperoleh dividen, diharapkan bisa tetap merasakan manfaat karena ada bid yang dibuat dari alokasi keuntungan.

Demikian pengumuman ini dibuat untuk dimaklumi. Saya tahu ada sebagian yang merupakan holders TGCS ingin mengubah menjadi BSV Investa, maka dengan skema ini justru diharapkan Investor di BSV Investa yang berpindah ke TGCS karena sama-sama fair, dan dengan economic terms yang sama. Dan melalui TGCS, akan tercipta economies of scale serta transparansi.

Mamat Rohimat

Founder TheGreatCoin

Monday, July 6, 2020

Investasi Saham Syariah

Mamat Rohimat:
Pendahuluan

Semua orang di dalam kehidupannya memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Ada kebutuhan-kebutuhan yang harus dipenuhi, terutama kebutuhan paling dasar yaitu makan. Orang tua kita di desa menanam padi, yang hasilnya digunakan untuk kebutuhan makan sehari-hari. Jika beliau membutuhkan tenaga kerja untuk membajak sawah, maka beliau bisa meminta orang yang mau membajak sawah  tersebut dengan imbalan padi. Sistem ini disebut dengan barter.

Barter adalah suatu sistem pertukaran antara barang dengan barang atau barang dengan jasa atau jasa dengan jasa. Sesungguhnya dapat dikatakan bahwa hakikatnya perdagangan itu adalah barter atau pertukaran.

Permasalahan yang dialami dalam sistem ekonomi berbasis barter adalah kesulitan dalam membawa dan mengukur nilai barang. Saat petani di desa membutuhkan pakaian, dia membawa padi ke pasar. Dia harus bersusah payah dalam memikul padi, dan juga harus menemukan penjual pakaian yang mau menukarkan pakaian dengan padi. Jika pedagang pakaian mau menerima, dia juga harus memikul padi ke rumahnya. Permasalahan lain adalah menentukan rasio antara padi dengan pakaian. Misalkan disepakati bahwa rasio tersebut adalah 100 kilo gram padi untuk satu stel pakaian.

Masalah mendasar dalam pertukaran langsung adalah tidak mudah menerima lawan transaksi. Sebagaimana contoh di atas, tidak mudah menemukan pedagang pakaian yang mau menerima padi untuk ditukar dengan pakaian.

Oleh karena itu, manusia pun berpikir untuk menemukan benda lain yang diterima semua pihak untuk pertukaran barang dan jasa. Benda tersebut dijadikan representasi dari nilai benda lain atau store value, dengannya benda lain diukur atau unit of account dan melalui benda itulah pertukaran dilakukan atau medium of exchange. Itulah yang disebut dengan uang.  Maka uang adalah benda yang paling diterima untuk dilakukan pertukaran (paling likuid) di dalam suatu sistem ekonomi.

Benda yang dijadikan uang tersebut dipilih emas yang beratnya dan kadarnya ditentukan. Di jaman Nabi Muhammad, nama uang tersebut adalah dinar, yaitu emas murni dengan berat 4.25 gram menurut pendapat yang lebih kuat.

Dengan melalui perantaraan dinar, petani bisa menukar 800 kg padi dengan satu dinar. Dinar memudahkan petani membawa nilai padi sebesar 800 kg. Jika petani itu butuh menjalankan ibadah kurban, dia membutuhkan seekor kambing yang nilainya adalah satu Dinar. Daripada membawa 800 kg padi ke pasar untuk ditukar dengan satu ekor kambing, maka petani lebih baik menukarkan terlebih dahulu 800kg padi dengan satu dinar, lalu membawa satu dinar ke pasar dan  menukarkannya dengan satu ekor kambing. Petani tersebut bisa menukarkan 100 kg padi dengan 1/8 dinar yang kemudian ditukarkan dengan satu stel pakaian.

Mungkin ada pertanyaan, mengapa manusia dari jaman dahulu memilih emas untuk dijadikan bahan uang? Jawaban atas pertanyaan tersebut bisa diperdebatkan. Hanya saja, emas itu memiliki daya tahan atau durable. Emas murni tersebut tidak hancur dibakar api, bahkan proses pemurnian emas sebelumnya telah dipanaskan dalam api yang sangat panas. Emas juga tidak hancur karena kena air. Dan emas itu tidak membutuhkan pihak yang menjamin nilainya, pada benda tersebut nilainya dijamin oleh dirinya sendiri.

Bayangkan jika Anda menggunakan kertas sebagai uang. Lalu kertas tersebut terbakar?  Bagaimana perasaan Anda jika Anda menukar padi dengan kertas tersebut, lalu kertas tersebut terbakar? Itu sama juga dengan Anda telah merasakan padi yang Anda susah payah menanamnya lalu terbakar. Bayangkan jika kertas tersebut menjadi sobek sehingga tidak lagi bisa diterima untuk pertukaran. Anda juga bisa membayangkan jika nilai kertas tersebut dijamin oleh satu lembaga, lalu lembaga tersebut hancur. Maka, bisa dibayangkan orang yang memegang kertas tersebut bersedih seakan-akan nilai padi mereka yang ditanam dengan susah payah, atau nilai kambing mereka yang dirawat dengan penuh lelah atau nilai pakaian mereka yang diperoleh dengan perjuangan menjadi hancur. Inilah yang terjadi saat ini, dimana uang yang dijadikan alat tukar saat ini hanyalah kertas, yang mudah terbakar,

mudah lusuh, mudah sobek, dan nilainya hanya dijamin oleh satu bank sentral atau pemerintahan, yang setiap waktu mengalami perubahan pemerintahan, dan setiap saat bisa mengalami kehancuran atau dihancurkan. Uang kertas tersebut disebut fiat currency. Maka kita bisa saksikan penurunan nilai uang tersebut dari waktu ke waktu, yang disebut dengan inflasi.
Inflasi menjadi musuh terbesar atas uang saat ini. Orang yang menyimpan uang di dompet mereka dalam jangka lama merasakan kesedihan karena nilainya terus tergerus.
Untuk mengatasi inflasi, maka bank sentral memperkenalkan bunga. Uang yang dikeluarkan bank sentral jika disimpan kembali di bank sentral akan diberikan bunga. Maka bank yang menyimpan uang di bank sentral akan memperoleh bunga. Pemilik uang yang menyimpan uang di bank akan mendapatkan bunga. Masalahnya bunga ini menjadi sumber penyakit dalam ekonomi. Bayangkan, pemilik uang selalu meminta bunga dari bank agar tak mengalami penurunan nilai uang. Dan bank meminta bunga kepada setiap peminjam untuk membayar bunga ke pemilik uang, sekaligus untuk membiayai operasional. Tapi, pengusaha yang meminjam uang dari bank itu tidak selalu untung. Usaha itu tidak selalu menguntungkan. Maka disitulah terjadi sumber kedholiman, dimana banyak orang yang berbisnis dengan meminjam uang dari bank merasakan kehilangan aset karena bank memaksa melelang jaminan atas pinjaman yang tidak mampu dibayar, baik pokoknya ataupun bunganya. Peminjam juga melihat bahwa utang mereka terus meningkat seiring dengan waktu yang berjalan, dimana pokoknya bertambah terus dengan bunganya atau bunga berbunga.
Bunga inilah yang disebut dengan riba di dalam pinjaman. Allah telah mengharamkan riba. Riba dalam pinjaman didefinisikan sebagai setiap manfaat yang diperoleh pemilik uang yang meminjamkan uang tersebut kepada peminjam, dengan akad di depan. Hal ini tidak berlaku jika peminjam melebihkan pinjaman saat melunasi utang, tanpa ada akad sebelumnya.
Sebagaimana disebutkan di atas, bahwa inflasi adalah musuh terbesar atas uang saat ini. Maka apa solusinya?Solusi atas inflasi uang dapat dilakukan dengan berbagai cara:
1. Mengganti uang baik secara resmi atau secara artifisial
Jika bank sentral mengubah uang kertas dengan dinar, maka itu masalah umum terselesaikan. Jika tidak terjadi, maka kita tukar uang kertas kita ke dalam dinar. Walaupun tidak digunakan untuk pertukaran, tapi saat dikembalikan ke uang kertas tersebut, nilainya akan terjaga dari inflasi.
2. Menukarkan uang kertas tersebut ke dalam aset lain yang nilainya melebihi inflasi
Poin kedua inilah yang menjadi fokus pembahasan kita. Setelah diketahui bahwa bunga bank tidak bisa menjadi alternatif untuk menjaga inflasi karena merupakan riba, dimana pelakunya diancam menjadi musuh Allah dan Rasul-Nya, maka kita butuh alternatif untuk menjaga nilai kekayaan kita.
Alternatif tradisional yang bisa dijadikan pilihan adalah dengan menukar uang kertas ke dalam aset properti yang supply-nya tetap tapi demand diharapkan bertambah sebagai konsekuensi dari pertumbuhan manusia. Maka, tanah secara natural adalah hedging atas inflasi.
Alternatif kedua adalah dengan menginvestasikan uang kertas tersebut atau fiat currency ke dalam suatu bisnis baik secara langsung ataupun melalui pasar modal. Inilah alternatif yang menjadi pokok pembahasan kita yaitu melakukan investasi fiat currency ke dalam saham perusahaan secara syar'i agar bisa melawan inflasi, sekaligus tidak dianggap berdosa karena menggunakan instrumen ribawi.
Masalahnya, berinvestasi itu mudah diucapkan tapi tidak mudah dijalankan. Boleh jadi bukan hanya tidak memperoleh keuntungan,tapi malah modalnya pun hilang. Investasi secara langsung ataupun melalui pasar modal mengandung risiko. Dan untuk itulah, belajar secara mendalam sebelum berinvestasi menjadi hal yang dituntut. Apalagi jika Investasi dilakukan di pasar modal, yang mana harga saham bisa bergerak fluktuasi karena banyak faktor. Inilah salah satu alasan group Investasi Saham Syariah dibentuk untuk Anda.

#investasisahamsyariah

Ini bocoran pendahuluan materi di Investasi Saham Syariah. Minat gabung? Silahkan WA 08118500335

Tuesday, April 28, 2020

Pandemi Covid 19 dan Work From Home


Pandemi Covid 19 Dan Work From Home

Tahun 2020, kita menyaksikan ekonomi dunia hampir berhenti akibat kebijakan lockdown Di berbagai negara untuk menghentikan penyebaran virus Covid 19. Banyak perusahaan mengubah tempat kerja dengan menjalankan pekerjaan dari rumah atau istilah Work From Home.

Saya, sebagai seorang Founder TheGreatCoin, sesungguhnya sudah sangat lama berpikir bahwa kita seharusnya bisa bekerja dari rumah sebagai suatu yang normal. Ada banyak keuntungan menerapkan konsep kerja dari rumah yaitu:
1. Hemat waktu di perjalanan
Saya pernah selama 6 bulan tinggal di Jonggol dan bolak balik kerja di Kuningan. Hitung-hitungan waktu, saya buang waktu di jalan bisa 6 jam per hari, dan akhirnya tidak kuat. Bayangkan itu waktu terbuang karena macet.
Rata-rata penduduk Jabodetabek, bisa membuang waktu 4 jam per hari. Bayangkan, itu artinya 1/6 umur harian Ki dibuang di jalan.
Work From Home bisa menghemat waktu 4 jam per hari, yang jika efektif menggunakan 4 jam per hari, misalkan baca Qur'an atau tafsir, bisa banyak sekali yang dibaca.
2. Hemat BBM
Seringkali Pemerintah Indonesia mengeluh dengan impor BBM yang besar menggerus devisa negara. Andaikan work from home dijalankan secara optimal, maka kebutuhan BBM akan jauh banyak berkurang.
3. Fleksibel Dalam Memperoleh Talent
Seringkali yang menjadi hambatan memperoleh talent terbaik adalah adanya keterbatasan ruang. Dengan skema Work From Home, maka kita memungkinkan melakukan rekrutmen talent terbaik dari seluruh Indonesia atau seluruh dunia.

Walaupun demikian, Work From Home juga menimbulkan beberapa risiko yaitu:
1. Berkurangnya aktivitas ekonomi
Ketika pekerja tidak lagi pulang pergi dari kantor ke rumah, membuat kebutuhan atas transportasi berkurang. Akibatnya, angkot atau bis angkutan kota menjadi sepi penumpang.
Selain itu, pekerja yang kerja dari rumah akan menurunkan permintaan terhadap produk kuliner. Pekerja tidak lagi makan di kantin-kantin, melainkan akan makan di rumahnya.

Saya berpendapat bahwa kebijakan Work From Home bisa dilakukan secara shift di semua instansi. Bisa saja libur ditiadakan atau bekerja full 7 hari seminggu, namun beban waktu dibagi secara merata. Tujuannya adalah untuk membagi beban aktivitas ekonomi secara merata untuk seluruh hari.

Karyawan yang hendak berlibur bisa mengajukan waktu libur secara shif. Tidak musti harus selalu libur di waktu akhir pekan. Andaikan bisa libur hari Senin-Selasa atau Rabu-Kamis, maka itu akan membagi beban hari.

Jika kita perhatikan, kebijakan libur weekend saat ini juga berarti membebankan aktivitas di hari tertentu dan libur di hari tertentu sehingga beban hari tidak merata.

Kota-kota penyangga Jakarta juga merasakan beban yang berlebihan di hari weekend seperti Depok, Bekasi selalu macet di hari weekend. Maka, andaikan kerja dibuat 7 hari dengan sistem shif libur 2 hari per Minggu , ditambah shif kerja dari rumah akan membuat beban aktivitas masyarakat lebih tersebar merata di semua hari dan jam. Jika memungkinkan, waktu kerja pun bisa diperpanjang dari jam 7 sampai jam 20, dan setiap orang hanya kerja 8 jam sehingga bisa mengatur kapan akan datang ke kantor dan kapan akan pulang. Kebijakan ini pun akan membagi beban kerja di hari tersebut agar kemacetan tidak bertumpuk di jam tertentu.

Kebijakan ini pun akan lebih memudahkan untuk layanan administrasi publik. Pekerja yang butuh keperluan pemerintahan bisa mendatangi kantor pemerintah di hari Sabtu atau Minggu.

Kebijakan ini pula akan membuat tempat wisata lebih smooth tidak mengalami beban puncak setiap weekend. Hal ini karena pekerja yang mau berlibur pekanan tidak musti untuk berwisata di hari Sabtu Minggu. Mereka bisa memilih berlibur hari Senin Selasa sehingga bisa terjadi distribusi beban harian secara merata.

Terus terang saja, saya memandang bahwa kemacetan di Jakarta tidak bisa diselesaikan hanya dengan menambah angkutan umum atau ruas jalan. Saya berpendapat, kebijakan work from home dan perekayasaan jam kerja termasuk memperpanjang waktu kerja menjadi 7-20, dan Saya termasuk solusi. Hal ini pun harus diterapkan di sekolah-sekolah sehingga orang tua dan siswa bisa mengatur kapan mereka bisa berlibur.

Mamat Rohimat
Founder TheGreatCoin

Monday, April 20, 2020

Tidak mau ikut-ikutan kebanyakan orang dan tidak mau ketinggalan

Tidak mau ikut-ikutan kebanyakan orang dan tidak mau ketinggalan.

Saat terjadi krisis, jual aset finansial adalah perilaku crowd atau kebanyakan orang. Saat itu pasti jual loss, saya tidak pernah mau. Saat ini sudah mulai terjadi penjualan aset finansial dimana mana sampai harga minyak jatuh minus $37, bayangkan itu seperti orang buang barang saja. Ini bukti bahwa minyak dikuasai trader yang tak butuh minyak dan tak punya storage. Saat real demand hilang, dia pun buang barang karena tak mau minyak dikirim ke rumahnya. Mau dibuat tenggelam itu rumah. Haha. Makanya jangan trading minyak kalau tak mau nampung, haha.

Tapi, kalau anda importir minyak, punya storage cukup besar, kesempatan Anda borong. Beli lalu timbun, dan jual nanti saat harga mahal di atas $50/barrel. Untung besar. Itulah harusnya perilaku yang diambil dalam trading minyak, borong dan simpan. Negara harusnya melakukan ini. Perusahaan minyak harusnya melakukan ini.

Alhamdulillah,saya jual saham saat IHSG 6100 lebih. Jadi, saya tak minat untuk mengikuti crowd seperti sekarang, buru-buruan jual barang. Dugaan saya, ini IHSG bisa jatuh lebih dalam, 1000 bukan mustahil. Siap siap aja:-).

Berikutnya, saya tak mau ketinggalan. Dunia keuangan akan di reset menjadi Crypto asset. Maka saya sudah full Crypto. Wah jika ketinggalan, dan nanti ikut-ikutan crowd lagi masuk Crypto, mungkin masuk saat Bitcoin SV Rp 1 miliar. Kan artinya beli mahal. Mendingan beli dari kemarin-kemarin saat harga Rp 1.5 juta:-).

Ini prinsip saya, tapi dasarnya saya tak mau ikut-ikutan.

Saya punya toko pun, TGC Mart, saat orang lain tutup, saya buka. Alhamdulillah, penjualan meningkat, karena pesaing hilang.

Dua hal ini layak dipertimbangkan, jangan ikut-ikutan kebanyakan orang dan jangan mau ketinggalan.

Mamat Rohimat

Founder TheGreatCoin

Monday, March 16, 2020

Pelajaran dari kisah nabi Yusuf

Pelajaran dari Kisah Nabi Yusuf, yang disebut sebaik-baiknya kisah:

وَقَالَ ٱلۡمَلِكُ إِنِّيٓ أَرَىٰ سَبۡعَ بَقَرَٰتٖ سِمَانٖ يَأۡكُلُهُنَّ سَبۡعٌ عِجَافٞ وَسَبۡعَ سُنۢبُلَٰتٍ خُضۡرٖ وَأُخَرَ يَابِسَٰتٖۖ يَٰٓأَيُّهَا ٱلۡمَلَأُ أَفۡتُونِي فِي رُءۡيَٰيَ إِن كُنتُمۡ لِلرُّءۡيَا تَعۡبُرُونَ

(Bahasa Indonesia)
Dan raja berkata (kepada para pemuka kaumnya), “Sesungguhnya aku bermimpi melihat tujuh ekor sapi betina yang gemuk dimakan oleh tujuh ekor sapi betina yang kurus; tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering. Wahai orang yang terkemuka! Terangkanlah kepadaku tentang takwil mimpiku itu jika kamu dapat menakwilkan mimpi.”

-سورة يوسف, آية 43

قَالُوٓاْ أَضۡغَٰثُ أَحۡلَٰمٖۖ وَمَا نَحۡنُ بِتَأۡوِيلِ ٱلۡأَحۡلَٰمِ بِعَٰلِمِينَ

(Bahasa Indonesia)
Mereka menjawab, “(Itu) mimpi-mimpi yang kosong dan kami tidak mampu menakwilkan mimpi itu.”

-سورة يوسف, آية 44

وَقَالَ ٱلَّذِي نَجَا مِنۡهُمَا وَٱدَّكَرَ بَعۡدَ أُمَّةٍ أَنَا۠ أُنَبِّئُكُم بِتَأۡوِيلِهِۦ فَأَرۡسِلُونِ

(Bahasa Indonesia)
Dan berkatalah orang yang selamat di antara mereka berdua dan teringat (kepada Yusuf) setelah beberapa waktu lamanya, “Aku akan memberitahukan kepadamu tentang (orang yang pandai) menakwilkan mimpi itu, maka utuslah aku (kepadanya).”

-سورة يوسف, آية 45

يُوسُفُ أَيُّهَا ٱلصِّدِّيقُ أَفۡتِنَا فِي سَبۡعِ بَقَرَٰتٖ سِمَانٖ يَأۡكُلُهُنَّ سَبۡعٌ عِجَافٞ وَسَبۡعِ سُنۢبُلَٰتٍ خُضۡرٖ وَأُخَرَ يَابِسَٰتٖ لَّعَلِّيٓ أَرۡجِعُ إِلَى ٱلنَّاسِ لَعَلَّهُمۡ يَعۡلَمُونَ

(Bahasa Indonesia)
”Yusuf, wahai orang yang sangat dipercaya! Terangkanlah kepada kami (takwil mimpi) tentang tujuh ekor sapi betina yang gemuk yang dimakan oleh tujuh (ekor sapi betina) yang kurus, tujuh tangkai (gandum) yang hijau dan (tujuh tangkai) lainnya yang kering agar aku kembali kepada orang-orang itu, agar mereka mengetahui.”

-سورة يوسف, آية 46

قَالَ تَزۡرَعُونَ سَبۡعَ سِنِينَ دَأَبٗا فَمَا حَصَدتُّمۡ فَذَرُوهُ فِي سُنۢبُلِهِۦٓ إِلَّا قَلِيلٗا مِّمَّا تَأۡكُلُونَ

(Bahasa Indonesia)
Dia (Yusuf) berkata, “Agar kamu bercocok tanam tujuh tahun (berturut-turut) sebagaimana biasa; kemudian apa yang kamu tuai hendaklah kamu biarkan di tangkainya kecuali sedikit untuk kamu makan.

-سورة يوسف, آية 47

ثُمَّ يَأۡتِي مِنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ سَبۡعٞ شِدَادٞ يَأۡكُلۡنَ مَا قَدَّمۡتُمۡ لَهُنَّ إِلَّا قَلِيلٗا مِّمَّا تُحۡصِنُونَ

(Bahasa Indonesia)
Kemudian setelah itu akan datang tujuh (tahun) yang sangat sulit, yang menghabiskan apa yang kamu simpan untuk menghadapinya (tahun sulit), kecuali sedikit dari apa (bibit gandum) yang kamu simpan.

-سورة يوسف, آية 48

ثُمَّ يَأۡتِي مِنۢ بَعۡدِ ذَٰلِكَ عَامٞ فِيهِ يُغَاثُ ٱلنَّاسُ وَفِيهِ يَعۡصِرُونَ

(Bahasa Indonesia)
Setelah itu akan datang tahun, di mana manusia diberi hujan (dengan cukup) dan pada masa itu mereka memeras (anggur).”

-سورة يوسف, آية 49

Pelajaran dari kisah:
1. Pentingnya seseorang raja itu bertanya hal yang tidak diketahui kepada alim.
Orang alim saat itu adalah nabi, yang Allah berikan mu'jizat menafsirkan mimpi. Dan satu dari tanda kenabian yang saat ini masih ada di umat ini adalah mimpi. Maka kemampuan untuk menafsirkan mimpi adalah hal yang indah.

Selain mimpi, umat Islam pun yang bagus keimanannya diberikan firasat. Maka, firasat seorang mukmin atau ulama, hendaknya untuk dipertimbangkan baik baik.

2. Atas dasar pengetahuan itu, hendaknya orang mempersiapkan diri dan melakukan apa yang dituntunkan.

Menurut pengetahuan tersebut, akan ada 7 tahun musim subur dan 7 tahun berikutnya paceklik. Maka, disarankan agar selama 7 tahun itu, bangsa Mesir untuk melakukan penanaman gandum, dan disisakan sebagiannya untuk menghadapi 7 tahun masa paceklik setelahnya.

3. Hari hari kehidupan itu tidak pernah stabil dan konstan. Kadang ada masa kita hidup enak dan mudah, dan kadang ada masa masa sulit. Maka, saat orang ada dalam masa enak itu, jangan terlena, tapi hendaknya untuk persiapkan diri menghadapi kemungkinan masa sulit.

4. Suatu bangsa itu, ketahanan pokok utamanya dilihat dari ketahanan pangan. Maka, bangsa yang ingin kuat, pastikan agar memiliki strategi

agar pangan untuk bangsanya aman, tidak bergantung ke bangsa lain. Jangan senang impor pangan.

Bangsa juga harus punya sistem logistik yang baik untuk bisa menyimpan bahan pangan dalam jangka waktu lebih panjang, agar tidak busuk.

5. Benarnya kenabian nabi Yusuf. Beliau Allah pilih menjadi nabi, dan janji Allah terjadi walaupun dihalangi atau dibenci sodaranya.

6. Kadang musibah yang menimpa itu, jika Allah kehendaki hukum-Nya harus berjalan, hanyalah mendekatkan terhadap takdir baik yang telah ditetapkan. Allah Al-Lathiif. Nabi Yusuf dibuang oleh saudaranya, tapi malah menjadi sebab tinggal di dekat raja Mesir, dan bersamaan waktu, beliau menjadi orang yang terpercaya di sisi raja.

7. Seseorang itu untuk mencapai posisi yang tinggi akan melalui ujian..maka nabi Yusuf merasakan fitnah di sisinya, menghadapi getirnya penjara karena dituduh berzina dengan isteri raja.

8. Fadhilah ilmu. Seseorang yang memiliki ilmu, tidak sama dengan orang yang tidak berilmu.

9. Keutamaan sikap amanah.
Nabi Yusuf ditawarkan posisi di sisi raja, setelah diketahui keilmuan beliau, dan pengakuan isterinya bahwa nabi Yusuf tidak bersalah. Maka, atas dasar keilmuan dan amanah beliau, maka beliau menjadi orang terpandang di kerajaan Mesir.

Secara umum, seseorang yang ingin memiliki kedudukan tinggi, harus memiliki 2 hal yaitu ilmu dan amanah. Nabi Yusuf berkata: sesungguhnya aku, orang orang yang pandai menjaga dan lagi berilmu.

10. Keutamaan ketakwaan
Nabi Yusuf selalu menjaga ketakwaan, maka Allah selalu menolongnya.

11. Iri tidak menjadi sebab datangnya kebaikan
Mengetahui bahwa nabi Yusuf adalah orang tersayang di sisi nabi Yakub, dan nabi Yakub tahu bahwa beliau adalah pewarisnya, akan menjadi nabi seperti beliau dan kakeknya Ishak dan Ibrahim, saudara saudaranya iri kepada beliau dan mencelakakan beliau. Tapi, kebaikan untuk nabi Yusuf, takdir harus berjalan, tidak ada yang bisa menghalanginya.

12. Pentingnya keimanan terhadap takdir.

Allah sudah membagi kehidupan di tengah makhluk. Lalu, bagaimana merasa iri terhadap kebaikan atas saudara kita?

Ditulis: Mamat Rohimat

Saturday, March 14, 2020

Saldo Rekening Bank

Apakah saldo rekening di bank dianggap cash?

Saat terjadi bank run atau rush money dan bank kesulitan likuiditas, bank sangat mungkin menolak memberikan uang kita. Ini pernah di alami di tahun 1998 saat 16 bank di likuidasi. Jika itu diterima sebagai fakta, maka saldo rekening di bank hakikatnya bukan uang, tapi adalah receivable atau piutang, dimana kita punya piutang ke Bank, dan bank punya utang ke nasabah.

Tapi, itu menjadi value proposition Dari Bitcoin atau Crypto Currency. You own your money.

Bank sentral pun kadang dibekukan Asetnya di luar negeri jika misalkan US tak suka atau memberikan sanksi ekonomi.

Venezuela, Iran pernah alami. Irak juga pernah ya, gold tidak bisa ditarik dari London.

Tapi bitcoin tidak bisa di blokir.

Ini value proposition orang bitcoin Maximalist, bagi yang anggap ini penting.

Bawa gold pun, jika besar dalam jumlah besar ke luar negeri, bisa dilarang di pelabuhan atau di bandara, dan rawan perampokan.

Akun pasar modal pun bisa dibekukan, ribuan akun dialami tahun ini😃

In case of crisis, yg real cash bisa jadi bitcoin atau Crypto Currency