Sunday, November 4, 2018

Cerita Founder Kami

Kisah Founder kami

Aku ingat perjalanan kehidupanku: ternyata aku termasuk sedikit yang beruntung Alhamdulillah. Saya bukan anak lahir dari orang kaya sebenarnya, tidak pula orang yang sangat pintar. Mostly biasa-biasa saja. Anak yang lahir dari daerah terpencil, desa tertinggal!

Tapi, secara umum bisa ikuti kehidupan dan perkembangan manusia seakan mengikuti perkembangan orang kota pada umumnya. Padahal, dua masalah yang biasa menghambat itu adalah bekal yang kurang cukup, dan kurang pandai:-).

Pernah gagal UMPTN tahun 2001, Alhamdulillah lulus SPMB 2002 di Manajemen Unpad. Lulus Unpad 2006 (Cuman Laude, terbaik). Dapat beasiswa The Scholar Indonesia (pemenang), kuliah MMUI dan lulus 2008 (Cum Laude). Mungkin kalian heran, mengaku tak pandai tapi bisa Cum Laude! Ini beneran, gak pandai kok. Lebih tepatnya beruntung, Alhamdulillah:-).

Berkarir gak pilih-pilih, karena di kepala gak boleh nganggur, akan repot kalau sampai nganggur,siapa yang membiayai? Cuman SMS saja, lalu diterima kerja saat itu gaji dianggap wajar Rp 5jt. Tujuan utama tercapai, keluar kuliah jangan sampai nganggur, dan langsung dapat kerjaan tanpa jeda atau bahkan belum resmi kuliah lulus karena belum wisuda. Ini Allah pilihkan bgt, yang mudahnya bgt. Ada sisi kurang bagus secara kasat mata: karir tak bagus, perusahaannya tak begitu bonafid:-). Tapi, waktu yang luang bisa digunakan untuk menggali pengetahuan jauh dengan dibayari:-). Peraturan pasar modal pernah ditelan semua yang ternyata bisa jadi bekal untuk sekarang. Entrepreneur butuh pemahaman peraturan agar bisa berijtihad, tanpa melanggar aturan.

Kerja di tempat berikutnya sama juga, seakan melatih diri dengan diberikan gaji. Latihan investasi dan trading dikokohkan. Waktu masih kosong, sembari duduk memperhatikan market, puluhan kitab (lebih dari 30) yang dikaji oleh Al-ustadz Dzulqarnain M Sunusi didengarkan. Ini penting juga untuk seorang entrepreneur, butuh pemahaman ilmu yang mendalam sehingga bisa ijtihad, agar bisa mengambil keputusan dengan tepat, tanpa keliru.

Artinya: di sela-sela kerja itu, justru menguasai aturan terkait pasar modal sampai pernah buat index aturan Bapepam, semuanya dibaca! Menguasai aturan Islam sampai puluhan kitab didengarkan.

Lalu, mempelajari peluang tentang kesempatan di industri Blockchain, sampai 500 lebih white paper dibaca, dilahap:-).

Dan jadilah kini, keluar kerja untuk menjadi Entrepreneur sebagai founder thegreatcoin. Ini adalah takdir Allah. Seakan-akan, Allah sudah mempersiapkan diri saya untuk banyak belajar dahulu, sampai masa bisa ambil peluang terbaik, dengan suatu metode yang terbaik. Subhanallah! Saya termasuk yang beruntung. Hanyalah Allah yang dengan takdir-Nya, menolong saya walaupun kadang ada satu masa seakan merupakan masa kelam, namun ternyata dipersiapkan untuk menyambut masa keemasan, karena dimasa itu dipersiapkan untuk menjadikan diri matang, dengan fundamental ilmiah yang kuat.

Setelah menjadi Founder Thegreatcoin,sadar bahwa kekuatan ilmiah tak cukup. Maka butuh kekuatan relasi karena thegreatcoin bertujuan mengumpulkan perusahaan-perusahaan di dalam satu Crypto. Maka, dengan LinkedIn, dilakukan koneksi ke 30.000 Founders/ CEO, Lalu datang ke acara-acara Blockchain event, seminar dan pameran sehingga entah berapa ribu kartu nama para pengusaha menumpuk. Lalu ikut asosiasi Fintech, ada ratusan perusahaan bersatu dengan harapan semuanya masuk thegreatcoin:-). Insyaallah, ada harapan kuat, Allah akan menolong thegreatcoin agar menjadi sukses. Saya hanya mengambil sebab dan Alhamdulillah sebabnya cukup bagus. Tapi, saya tak akan bersandar atas sebab. Allah yang akan menjadikan TheGreatCoin sukses, dan semoga bermanfaat untuk sesama.

*Mamat Rohimat, Founder TheGreatCoin

No comments:

Post a Comment